Konten [Tampil]
Aku tak bisa berkata-kata lagi saat melihat story' dari Asa anak ibu yang tertua. Hal yang paling aku takutkan akhirnya terjadi juga,
forever
Allahummafirliwaliwalidayyawarhamhuma kama rabbayani saghira
Ya Allah, kata apa yang pantas menggambarkan segala bentuk perhatian dan kasih sayang dari seorang ibu angkat kepada ku yang bukan siapa-siapa ini. Kebaikannya melebihi segala nya, keikhlasannya mengalahkan segalanya.
Tahun 2000 bertemu sebagai seorang guru dan murid tak ada yang istimewa, cuma satu satunya orang yang mau mendengar keluahanku tentang tunggakan SPPku.
Tahun 2002 saat sedang kuliah, tiba tiba Ibu datang mendatangi rumah kosan ku dan memintaku untuk tinggal bersamanya. Aku tidak tau atas dasar apa ia memilihku untuk menjadi salah satu bagian keluarga nya. Aku bukan orang spesial namun penghargaannya begitu tinggi untuk seorang sepertiku. Apa yang ia pandang dariku? Tak ada secuil yang bisa dibanggakan cuma hati saja yang menggerakkan kami terikat dalam sebuah hubungan anak dan ibu.
Sampai suatu ketika saat malam tiba, ketika itu aku sedang memijit kakinya ia berkata :
"Mba yurma ini anak ibu yang pertama." Katamu kala itu
Ia melontarkan kata-kata yang membuatku seperti melambung ke angkasa. Sejak saat itu lah mengapa hati ini begitu tak rela jika ada hal yang menyakitimu, sakitmu atau sedihnya maka aku akan merasakan pula rasa itu.
Ibu,
Tak berhenti sampai di situ. Saat mau menikah kamu adalah salah seorang yang menjadi tempatku mengadu, Nasihatmu begitu indah mengalir. Ajaran tentang pernikahan yang semuanya real dan bukan dibuat buat.
Bu, aku ingat saat mengetahui aku lulus PNS kamu adalah orang yang telah mempersiapkan sepasang sepatu untuk ku.
"Ibu tak bisa memberikan apa-apa, semoga ini bisa bermanfaat" katamu.
Sepasang sepatu baru yang kamu beli untukku, namun sayangnya sepatu itu kesempitan karena ukuran kakiku yang kebesaran. "Ternyata kaki kamu besar juga ya. Padahal ibu sudah memprediksikan ukuran sepatumu 3 x dari ibu.
"Eh ternyata masih sempit juga."
Kamu lalu memberikan sejumlah uang katamu biar aku beli sendiri sepatu nya. Ya Rabb, begitu perhatiannya kamu padaku, padahal aku tau saat itu sk saja belum aku terima bagaimana mau memikirkan sepatu hihi.
Tapi ternyata dikemudian hari aku baru tau sepatu adalah salah satu hal penting saat mengajar.
Ibu...
Tak berhenti sampai disitu kamu menyanjungku, saat pernikahan anak pertamamu. Aku ingat waktu pengajian ibu-ibu sekompleks, kamu terlalu berlebihan memperkenalkan aku kepada teman teman mu.
"Ini anak pertama saya. Saya sudah punya cucu loh dari dia, ada 3 cucuku"ungkapnya didepan ibu ibu pengajian, semua mata tertuju padaku, Arghhh Ibu...
Allahuakbar...sebegitu nya kamu menyanjungku, Bu. Dan aku seperti biasa selalu salah tingkah.
Kamu pandai sekali membuat ku bisa dihargai oleh kerabat, teman temanmu. Selalu bisa membuat hati riang gembira ketika kita saling bertemu.
Bu...
Kini tak ada lagi wanita perhatian yang ikhlas menyayangiku, kamu telah dipilih oleh Allah. Tak ada lagi tangan tangan yang bersiap menyambut ku dan anak anak dengan tertawa lepas, cerita ceritamu yang lucu, penuh banyak pengajaran hingga nasihat.
Ibu, tubuh yang selalu memelukku saat bertemu dan mengatakan :
"ayolah gemuk dikit kayak ibu." Candamu waktu itu
Ahhh. Tak ada lagi senyum sumringah itu,
Ibu...
Selamat jalan Bu, tenang di sana Allah akan memberikan tempat terbaik untukmu karena ikhlasmu, perhatianmu dan semua kebaikanmu.
No comments
Terimakasih ya, telah berkunjung di blog saya. Bila ada waktu luang saya sempatkan berkunjung balik. Semoga silaturrahim kita terjalin indah.