Cara Mengatasi Anak Takut Gelap

Konten [Tampil]
“Umiii...” Teriak Fajar (7) anak keduaku. 


Aku sontak terbangun dari tidur dan mendapati ruangan gelap gulita. Nafasku sedikit sesak dan tersengal-sengal. Rupanya listrik tiba-tiba mati saat semua sedang tertidur lelap. 

Karena kamar utama dan kamar anakku terpisah oleh ruang keluarga, cukup lama juga akhirnya aku menemukan senter dan menyalakan lampu emergency. Tangisan Fajar masih saja terdengar dari dalam kamarnya. Berkali-kali aku memintanya bersabar hingga lampu emergency menyala namun ia masih saja menangis kencang.

Yah, begitulah yang terjadi ketika listrik mati mendadak dan mereka dalam kondisi tidur. Entah karena keturunan atau  masalah pada emosinya, takut gelap yang terjadi pada anak-anakku memang menurun dariku. Jadi aku bisa merasakan bagaimana rasanya kalau lampu tiba-tiba mati saat sedang tidur. Dada terasa sesak, terimpit beban berat  persis seperti ada yang mendekap kuat hingga sulit bernafas. 

Dulu, ketika aku masih kecil bahkan hingga kuliah seingatku yang paling repot ketika mati lampu mendadak adalah adik dan ayahku, mereka akan kelabakan kalau mati lampu karena aku hanya bisa menangis kencang tanpa bisa mengatasi ketakutanku terhadap gelap.

artikel terkait : Cara belajar anak Visual-spasial 

Ternyata saat ini takut gelap itu menurun juga kepada anak keduaku. Sebenarnya aku berusaha untuk mengatasi takut gelap ini dengan berbagai cara, seperti mematikan lampu ketika tidur, membiasakan ruangan temaram maupun berusaha menguatkan diri ketika lampu mati mendadak namun entah mengapa rasa sesak dan terhimpit itu kembali muncul ketika dalam keadaan gelap gulita. 

Bayangan hitam besar seakan-akan berada di depan ku, kondisi ini secara tidak sadar memancing emosi sehingga timbul rasa sesak yang tiba-tiba. 

berdasarkan pengalamanku bersama  si sulung tentang mengatasi takut gelap. Ternyata hasilnya menunjukkan indikasi yang baik. Si Kakak tidak terpengaruh apabila lampu tiba-tiba mati ketika mereka tertidur. 

Nah, simak tips ringan berikut ini ya:

Ritual sebelum tidur

Si Kakak memiliki kebiasaan sebelum tidur adalah dengan menulis, menggambar atau aktivitas yang ia sukai. Kebiasaan ini ternyata membawa pengaruh yang cukup besar baginya. Ia tidak akan tidur jika dipaksa menghentikan kebiasaannya tersebut. Aku menyebutnya ritual sebelum tidur si kakak. Kebiasaan ini sebenarnya membentuk kemandirian pada anak, ia memiliki cara tersendiri untuk mengatasi rasa takutnya. 

Ikut mendampinginya saat menjelang tidur

Menjelang tidur, biasanya aku ikut memberekan tempat tidur dan memeriksa kamar mereka. Kebiasaan ini sebetulnya menciptakan rasa aman dan nyaman pada anak sehingga mereka merasakan bahwa dirinya diperhatikan. Memang tidak melulu harus membacakan dongeng atau cerita pengantar tidur, kadang kala mendengarkan cerita mereka menjelang tidur saja sudah cukup menjadikan diri kita berarti bagi mereka.

artikel lainnya : Kenali 9 tipe kecerdasan anak dan peran orang tua mengembangkannya

Ciptakan kondisi nyaman di kamar

Ketakutan akan kegelapan, sebenarnya lebih pada kondisi yang tiba-tiba berubah. Misalnya di kamar yang tadinya menggunakan AC, tiba-tiba dengan mati lampu suhu menjadi ekstrem panas sehingga rasa gerah dan sesak tiba-tiba menyeruak dan menyebabkan anak-anak kaget sehingga langsung berteriak di kegelapan. Sebenarnya jika kondisi kamar dalam suhu stabil dan penerangan tidak terlalu jauh berbeda tentu mereka tidak akan merasakan dampak langsung. 

Kurangi pencahayaan ketika tidur secara bertahap

Pada awal-awal mereka takut gelap sebaiknya kita sediakan lampu yang tidak terlalu terang, lalu apabila mereka terbiasa dengan kodisi seperti itu ganti lampu menjadi yang agak redup sehingga mereka terbiasa dengan sendirinya suasana temaram. Lama kelamaan mereka akan terbiasa dengan gelap dan menyesuaikan diri dengan kegelapan. yang penting lakukan secara bertahap hingga mereka merasa nyaman dengan kondisi ruangan temaram sebagai pertanda dimulainya waktu tidur.

Ketakutan yang dialami anakku mungkin juga menimpa anak-anak lainnya, takut gelap atau ketakutan lainnya yang lebih dikenal dengan fobia ini bisa saja memiliki tingkat ketakutan yang berbeda-beda untuk setiap anak. Mau tau cerita tentang takut yang dialami oleh anak-anak lainya, hal ini diulas oleh teman-temanku seperti Anak penakut oleh Maria Soraya, Anak takut ke Kamar Mandi oleh Mak Kania, Mak Nurul dengan artikel kerennya The Only Thing we Have to Fear is fear itself serta mak Ike Yuliastuti dengan Jika aku Phobia.

Semua akan menggali tentang ketakutan yang dialami oleh anak-anak serta cara mengatasinya. Selamat membaca!

#ODOPKT03

8 comments

  1. Mungkin karena pernah ditakut-takuti , anak jadi takut gelap..

    Btw, thanks infonya Mbak:)

    ReplyDelete
  2. aku sampai sekarang takut gelap krn sering ditakut2i sama pembantuku, kalau tidur lampu mati asal dr luar ada cahaya, kl lampu mati , aku bisa teriak sejadi2nya

    ReplyDelete
  3. Wah, terima kasih tip-tip nya mba ^^

    ReplyDelete
  4. Aku dulu termasuk takut gelap

    Berangsur angsur dewasa, mulai berkurang

    ReplyDelete
  5. Tips-tipsnya bermanfaat banget mbak.. ^^

    ReplyDelete
  6. Anakku ga takut kalau tidur gelap2an, mba. Tapi kalau ke kamar mandi ribet banget minta dianterin

    ReplyDelete
  7. Tfs Mba, nanti saya coba ke bayi saya heheh

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah anak-anakku gak begitu kaget klo berada di kegelapan

    ReplyDelete

Terimakasih ya, telah berkunjung di blog saya. Bila ada waktu luang saya sempatkan berkunjung balik. Semoga silaturrahim kita terjalin indah.