Apa yang Kalian Cari, Wahai Para Suami?

Konten [Tampil]
Akhirnya aku tergelitik juga menulis tentang hal ini.




Selingkuh, 

Dari jauh-jauh hari aku begitu fobia dengan tema yang satu ini. Entah kenapa segunung alasan tidak mampu masuk dalam nalarku ketika sebuah kebahagiaan akan berujung pada kata itu. Ketika cinta telah berganti rupa atau ketika janji murni telah ternoda.

Bukan tanpa alasan  mengapa aku tergelitik untuk membahas masalah ini, akhir-akhir ini begitu banyak hampir setiap hari berseliweran di laman media sosial, surat kabar, berita televisi bahkan di lingkungan sekitar tentang maraknya selingkuh, poligami, dsb.

Mulai dari kasus artis, dai, tokoh agama, pejabat negara, bahkan rakyat biasa seakan tidak pandang bulu bisa saja terkena imbas dari persoalan ini. Mirip virus atau wabah yang kian merebak menebar aroma busuk menggerogoti tubuh sebuah mahligai suci nan agung bernama perkawinan.

Tapi jangan heran, pemantik semua itu sesungguhnya tidak jauh-jauh dari kita semua. Ada di sekitar kita, di dekat kita bahkan setiap hari setiap menit dan detik ada di dalam genggaman tangan kita, masyarakat urban. Yah, pemantiknya yaitu sebuah benda bernama handphone. 

Jika dahulu, seseorang mau berselingkuh harus membagi waktu untuk bertemu secara diam-diam, minimal sebulan satu kali, atau seminggu sekali. Menyimpan foto di tempat yang rapat sekalipun, atau hanya di dalam ingatan saja namun tidak di zaman sekarang, berjumpa dengan orang yang diinginkan cukup dengan sekali sentuhan saja, dalam hitungan detik. Fasilitas media sosial semacam facebook dengan inboxnya, wa dengan video call dan message, bbm maupun aplikasi chat lainnya adalah fasilitas yang memudahkan komunikasi dua arah tanpa diketahui oleh banyak orang.  Inilah sumber dari semua masalahnya.

Kemudahan dalam berkomunikasi dan menyampaikan gejolak perasaan di dalam jiwa yang terwakili dengan sebuah pesan emogi sekiranya adalah bentuk bibit-bibit selingkuh yang sebenarnya. Like, komen, hingga mengagumi sebuah foto adalah wujud dari terbukanya ruang bertajuk selingkuh. Jika terus menerus dipelihara tanpa memikirkan kelanjutan jangka panjang maka bibit itu akan terus tumbuh subur dan mengancam semua pelakunya.  

Setiap Orang menjadi sangat mudah untuk menyapa, say hello, mengirim pesan singkat maupun panjang, berkirim gambar dengan berbagai pose hingga bertatap muka jarak jauh lengkap dengan berbagai ekspresi yang menggoda, semua itu adalah pemancik masalah yang lama kelamaan akan menjadi bumerang bagi semua orang.

Tidak ada lagi batasan jarak, semua bisa dilakukan, dengan satu sentuhan saja. Jika memang ada niat di hati untuk berbohong dan berhianat.

Bagi masyarakat biasa kata ‘tergoda’ ‘khilaf’ atau ‘tidak kuat’ adalah kata-kata pembelaan yang dengan mudahnya mengalir dari mulut para pelakunya. Namun jika sudah di kalangan menengah ke atas, public figure atau kaum ekonomi tinggi kata-kata ‘sok bijak’ lebih pas sepertinya sebagai kalimat pembelaan dari pelakunya.

‘Mau menyelamatkan ummat’ 

ini kalimat ambigu yang sering kali terlontar dari para pelaku yang berada pada level matang. Yah, paling tidak mereka akan dinilai ‘pahlawan’ bagi wanita incarannya.

‘Mau mengikuti sunnah rasul’ 

ini adalah pembelaan untuk golongan yang yang mengatasnamakan ‘soleh’

Tapi sebanyak apapun pembelaan yang keluarkan oleh para pelaku, tidak akan mampu meninggikan derajat Anda di mata kami para istri. Yang tersisa hanyalah keprihatinan bahwa ilmu yang dipahami sunggu-sungguh terlalu dangkal.

Bukan begitu caranya untuk menyelamatkan ummat. Menikahi wanita cantik, muda, lebih segar bukanlah  alasan yang mampu membenarkan atas kalimat ‘menyelamatkan ummat’. Tidak! Terlalu bodoh bagi orang-orang yang setuju dengan tindakan ‘penyelamatan’ yang seperti itu.

Lah, ketika disodorkan dengan ummat yang benar-benar membutuhkan uluran tangan, janda miskin yang perlu bantuan, justru mereka akan berlari dengan tawaran seperti itu? Lantas itukah penyelamatan ummat yang dimaksud?

Yah, kita semua sudah terlalu pintar untuk menilai niat mana yang benar-benar tulus, mana yang telah dikelabuhi oleh nafsu semata.

Seandainya dibicarakan baik-baik tentu ada banyak cara untuk membuat hati pendamping hidup Anda senang tanpa dipenuhi kebendian terhadap keputusan yang salah  itu.

Baiklah, umpamanya begini.

Saya wanita, dan saya pikir juga wanita-wanita lainnya. Kita tau rahasia dari ‘ranjang dan kebutuhan biologis masing-masing pasangan. Jika memang sudah masanya kita tidak mampu untuk memenuhi salah satu kebutuhan tersebut, sungguh wanita adalah makhluk yang paling merasakan semua hal itu, ia makhluk yang sangat perasa. Suami tidak puas dengan pelayanannya saja ia sudah merasakan di lubuk hatinya yang paling dalam. Maka ia pun akan sangat siap jika didahului dengan pembicaraan baik-baik dari hati masing-masing.

Kita wanita, tau bahwa suatu saat nanti ada kalanya kita tidak mampu memenuhi kebutuhan suami maka jalan keluarnya adalah serahkan sepenuhnya kepada istri, libatkan ia dan tetap memberikan kepercayaaan utama kepadanya. Lha, sudah tidak bisa melayani ranjang suami saja hatinya sudah terpukul, apalagi jika Anda menikung dan menusuknya dari belakang. Please pikirkan lah..

Apapun dalihnya, sebuah penghianatan tentu akan berujung pada sakit hati yang teramat dalam. Sayang sekali bidadari yang berhati bersih dan suci menangis dan kecewa karena penghianatan yang Anda lakukan. Air mata nya terlalu mahal untuk jatuh dengan sia-sia. Biarkan air mata itu hanya untuk menangis haru ketika Anda mendapatkan sebuah penghargaan terhadap karir Anda, biarkan pula air mata itu jatuh saat berbahgia ketika ada suprise kecil yang anda berikan ketika ulang tahun perkawinan kalian, jangan biarkan air mata itu keluar karena goresan luka melihat penghianatan Anda wahai para suami.

Namun jika memang niat di hati untuk setia dan percaya kepada janji suci perkawinan yang telah terikrar maka godaan sekuat apapun tidak akan mampu menggoyahkan mahligai perkawinan.

Percayalah!

Nabi Yusuf as telah membuktikan bahwa meskipun telah digoda sedemikian rupa oleh Julaikha maka ia tetap mempertahankan keimanan yang telah diberikan oelh Allah SWT dan dia lolos. Iman itulah bentengnya, tak ada yang lain. Maka sekalipun kamu mulai merasakan benih-benih akan tumbuh maka secepat kilat perteballah keimananmu.

Sebagai wanita, saya memahami barisan para istri yang sekuat tenaga berjuang siang dan malam merawat cinta suci yang telah dibangun dari nol, kalau pun ada golongan istri yang memulai untuk menabur benih-benih selingkuh itu sangat mungkin saja terjadi. Mereka bukan termasuk yang saya ingin bela, kalau ada silahkan dipersilahkan untuk di eksekusi (hihi..) karena saya tidak mau berdamai dengan istri yang begitu.

Baiklah,

Pola pikir yang seperti apa yang ada di dalam benak para suami yang mau membohongi orang yang telah mati-matian membela dirinya dan kehormatan keluarganya, kalau pun ada suami yang begitu maka ia adalah golongan orang-orang yang stress.  Saya tidak habis pikir demi apa coba ia mengorbankan wanita yang mau hidup susah bersamanya dari nol, berjuang bersama dalam derita dan air mata, lalu ketika masa senang ia rela menyenangkan hati wanita lain yang baru saja dikenalnya.

Kalau alasan utama yang dilontarkan adalah masalah kebutuhan biologis karena si istri sudah berumur sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan yang satu itu, bukankah dahulu kita pernah merasakan bersama-sama kepuasan biologis itu? Kalaupun dibicarakan baik-baik dengan para istri, saya yakin akan banyak pertimbangan bijaksana yang keluar dari mulut si istri ketika dia sudah ikhlas untuk berbagi?

Beda lho antara berbagi dengan dikhianati.

Dikhianati itu bagaikan menabur percikan api di tengah sekam kering. Pasti lama kelamaan akan membara. Namun jika berbagi dengan sepenuh kesadaran dan keikhlasan itu bagaikan mempersiapkan ladang baru tanpa meninggalkan ladang lama, bahkan ladang lama telah lebih dahulu di jadikan kiblat dan percontohan untuk ladang berikutnya.

Kebahagiaan apa yang kalian cari.

Memulai dari nol, susah senang tinggal di rumah kontrakan, makan dengan satu bungkus supermi dibagi dua, beli telur 2 untuk sehari penuh. Lalu Allah berikan rezeki dengan hadirnya buah hati, perlahan Allah genapkan rezeki dengan menambah kendaraan bermotor agar mereka bisa merasakan indahnya menyusuri jalanan berdua berpelukan, perlahan bisa mencicil rumah, karir bagus, tambah lagi rezeki, Bukankah sangat indah kehidupan yang telah dijalani?

Lalu seiring waktu pertengkaran kecil berhasil dilalui dan Anda berdua menjelma menjadi sosok yang lebih dewasa dalam menyikapi setiap persoalan. Suami dan istri saling melengkapi, ada anak penyejuk hati, tempat belajar menjadi orang tua yang hakiki, Kurang apa lagi, jika tolak ukur sebuah kehidupan adalah kata-kata bahagia. Sudah kalian dapatkan.

Bahagia bersama dengan pasangan dan keluarga bukankah itu adalah tujuan setiap pasangan ketika memulai berkeluarga, ingat-ingatlah ketika mengucapkan janji setia pada pasangan masing-masing bukankah kita ingin bahagia bersama-sama? 

Berhentilah,

Jika yang Anda cari adalah sensasi, sungguh itu tak lain adalah sebuah ilusi, semu,  tidak ada kebahagiaan yang bertahan lama jika Anda sudah pernah menyakiti. Yang ada adalah kebahagiaan sesaat yang sewaktu-waktu akan berbalik arah karena Allah yang maha Rahman Penguasa Semesta Alam tidak pernah tidur. Sebuah kedzoliman yang telah diperbuat oleh manusia tentu akan menemukan balasannya.

Renungkanlah.

(note : untuk para suami, bersyukur atas semua pasangan halalmu )

54 comments

  1. Keren mbak.... Untung nya kalau suami dpt istri kek gtu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Intinya tetap bersyukur dengan apa ya g Allah berikan

      Delete
  2. Waduh jadi baper bacanya,.. Nizampedia dot com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selalu bersyukur dengan apa yang ada itu kuncinya

      Delete
  3. Entah apa ya mak yg ada dipikiran laki2 yg memutuskan utk berbuat seperti itu, masak nggak terlintas sedikitpun kebaikan2, bahkam pengorbanan2 yg telah dilakukan oleh istrinya, :(

    ReplyDelete
  4. Idealnya memang suami-istri saling setia hingga akhir hayat.
    Yang ga ideal adalah goyah dgn kehadiran orang ketiga.

    Naudzubillah min dzalik.

    ReplyDelete
  5. intinya mbak kita harus selalu bersyukur ...apa yang sudah tuhan berikan kepada kita ya nikmati saja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pikirkan juga anak anak karena mereka masa depan keluarga

      Delete
  6. Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Namanya juga manusia, gak ada rasa puasnya. :D

    ReplyDelete
  7. Nyes banget...mudah-mudahan pernikahan kita selalu dijaga oleh Allah..

    ReplyDelete
  8. Luar biasa... Ini pelajaran rumah tangga yg betul2 luar biasa...
    Trims mbak udah share.

    ReplyDelete
  9. ini masalah yang paling menyakitkan hati dan merusak kebahagiaan rumah tangga yang selalu mengorbankan kebahagiaan anak-anak. pelakunya selalu berdalih alasan sunah, dari pada berzina, atau menyelamatkan umat. Tapi banyak juga koq yang masih tetap menghargai nilai sakral berumah tangga dengan salin menjaga dan menjauhkan diri dari benih-benih perselingkuhan. Semoga keluarga kita semua dihindarkan dari hal seperti ini.

    ReplyDelete
  10. Semoga rumah tangga kita semua selalu dalam lindungan Allah swt ya, Mbak. aamin

    ReplyDelete
  11. (note : untuk para suami, bersyukur atas semua pasangan halalmu )
    jleb ini note-nya mbak !

    ReplyDelete
  12. Selalu rada gmn gitu kl dibilang kebutuhan biologis pria lbh byk dibanding wanita... pdhl kl emang ngerti agama masa ngga bs nahan hawa nafsu, istri ga bs melayani pasti ada alasannya & bukan dijadikan alasan buat poligami or selingkuh... kl istri protes suami ga bs memenuhi hasrat biologis emang suami mau tau? Aah jaman smakin aneh... smoga kita & pasangan terhindar dr hal2 yg tidak diinginkan...

    ReplyDelete
  13. Duh..kalo baca tema ini sudah baper duluan..

    Laki2 kadang terlalu banyak alasan

    Intinya cuma satu memenuhi hausnya nafsu.

    ReplyDelete
  14. membayangkannya saja saya mah ga kuat mba, apalagi kalau sampe terjadi, naudzubillah... intinya emang harus bannyak bersyukur baik istri maupun suami, biar ga tolah-toleh ke rumput tetangga yg lebih hijau

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rumput kita mah lebih subur kok kalau dikasih pupuk ye..

      Delete
  15. Kaget juga denger berita ini :(
    Sedihnya ya itu...kok sembunyi sembunyi. Mungkin ada beda jadinya kalau dibicarakan baik-baik dulu sebelumnya.

    ReplyDelete
  16. Kadang Adil menurut ilmu manusia itu mudah,,, to praktekna sulit mba,,, bukan hny ekonomi tp agama, perhatian dn tanggung jawab itu yg hrs dipikirkan

    ReplyDelete
  17. Kecewa klo ada orang yang poligami ngumpet-ngumpet. Menyakiti istri dan menyakiti itu bagian dati tidak adil,sementara poligami jika bisa adil

    ReplyDelete
  18. Beberapa kali aku dan suami membahas ini. Ya sambil melihat dari sudut pandang dia gimana dengan fenomena poligami

    ReplyDelete
  19. Poligami di Indonesia jd fenomenal dan citranya buruk krn ada sebagian oknum pelaku yg memulainya dgn berselingkuh dulu :(

    ReplyDelete
  20. Terimakasih untuk ceritanya mbak. sangat bermanfaat

    ReplyDelete
  21. kalau ada yg protes pasti senjatanya "kita kan manusia biasa"
    pdhl dg keilmuannya bisa membuat kontrol diri lbh tinggi dr yg lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. iman itu yang paling utama. kalau keimanan tinggi rasanya gak terlalu nafsu deh hehe

      Delete
  22. agak gimana-gimana gitu mbak bacanya

    #baper

    ReplyDelete
    Replies
    1. pengantn baru gak usah mikir yang serem serem dulu deh...nikmati saja manisnya

      Delete
  23. Yang kayak gini isu nya memang hot banget ya mbak
    Aku ke suami blak2an sih bilang
    Kalo poligami boleh asal alasan syari, kalo karena nafsu lebih baik ga usah.. Satu lagi bisa adil kagak? Adil susah lo, salah satu tersakiti dan istri ga rido, brarti suami ga bisa adilu, samiku nyengir2 aja hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keluarga tetap yang paling utama kalau udah dikasih pandangan begini kelar deh

      Delete
  24. waduhhh. Sekoga dijauhkan dari perkara rumah tangga yang kyak begini mbak. Setia, bersyukur dan saling menerima karena allah

    ReplyDelete
  25. Semoga kita semua diberikan perlindungan dan diberikan jalan lurus supaya tetap menyayangi keluarga kita ya, Mbak, aamin

    ReplyDelete
  26. Hehehe... bacalah ini wahai para suami

    ReplyDelete
  27. Komunikasi dalam rumah tangga penting banget, jadi nggak bakal ada dusta di antara kita *eh pasangan, maksudnya. Aku pernah membicarakan poligami dg suami. Jadi punya gambaran juga gmn menurut dia, apa yang diinginkannya, dan semua intinya pada takdir, komunikasi terbuka, dan komitmen.

    Semoga rumah tangga kita dijauhkan dari perselingkuhan, ngeriii

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mengawali dengan kebaikan baik cara maupun sumbernya

      Delete

Terimakasih ya, telah berkunjung di blog saya. Bila ada waktu luang saya sempatkan berkunjung balik. Semoga silaturrahim kita terjalin indah.