Mengenal Lebih Dekat PT.Semen Padang bersama komunitas WEGI V (Part 2)

Konten [Tampil]
Kegiatan di Hari ke 2 

Kegiatan Wisata Heritage bersama PT.Semen Padang dan Komunitas Wegi di hari kedua dimulai pukul 6.30 WIB dengan aktivitas sarapan bersama. Peserta yang berasal dari Sumbar serta tim Tonasa dan GHAS juga ikut meramaikan puncak acara ulang tahun PT. Semen Padang.

Dalam kesempatan tersebut Pak Arif yang merupakan Oficial dari PT. Semen Indonesia menyarankan untuk terus mengikuti  akun @komunitaswegi dan melakukan  retweet. Komunitas Wegi dalam waktu dekat akan mengadakan Basecamp Blogger di Tonasa. Sehingga beliau mengharapkan para blogger untuk selalu memantau kegiatan Wegi dan memperebutkan tiket ke Tonasa. 

Truk untuk mengangkut batu kapur hasil pemblastingan. 



Panitia sudah menyiapkan dua menu sarapan yaitu Lontong Sayur Paku dan Bubur Kampium. Dua menu ini menjadi ciri khas Kota Padang.

Lontong sayur pakis

Bubur kampium

Setelah selesai sarapan rombongan peserta melanjutkan perjalanan menuju GOR Haji Agus Salim untuk melihat basecame Semen Padang Football Club. Peserta hari ini sudah bertambah yakni tim dari Tonasa dan GHAS. Peserta yang berasal dari Sumatera Barat sendiri terlihat sudah memenuhi aula Wisma Indarung. Mereka berasal dari berbagai komunitas blogger maupun jurnalis yang aktif di berbagai media massa cetak maupun online.

Pak Mike dan Pak Arif tampil memberikan pengarahan kepada peserta mengenai pelaksanaan acara hari ini. Ada beberapa point penting yang dapat di lakukan peserta dari kegiatan ini antara lain: Menjadikan industri sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, inilah peran dari media khususnya penggiat sosial media, jurnalisme warga dalam rangka menjadi jembatan penghubung antara industri dengan masyarakat melalui transfer informasi yang terbuka.

Pak Arif menganalogikan seperti masakan Jepang yang disajikan secara terbuka mulai dari proses meracik hingga menyajikannya di hadapan pelanggan. Begitu juga industri yang hadir secara terbuka ke tengah-tengah masyarakat. Bukan zamannya lagi industri tertutup dari akses.

Hari ini fokus kegiatan adalah menyambangi binaan-binaan PT, Semen Padang antara lain klub Sepak Bola Semen Padang FC, Galeri Batik Ayesha, Musium Bank Indonesia. 


Basecamp Semen Padang FC


Rombongan menyambangi basecamp Semen Padang FC. PT. Semen Padang berperan dalam membesarkan nama salah satu club sepakbola terbaik di negeri ini yaitu Semen Padang FC (SPFC). Homebase dua Sepakbola FC. Psp di divisi 1 media officer selalu mengadakan laga kandang di sini. Semen padang berkontribusi dalam rehab, dana, suport. Prestasi terbaru dari Semen Padang FC masuk ke Semifinal Piala Sudirman. 

Pengelolaan Semen Padang FC. diserahkan sepenuhnya ke Semen Padang. Keuntungan bergabung dengan Semen Padang FC dikatakan Ketua Tim SPFC antara lain kalau pensiun langsung direkrut di Semen Padang sehingga atlet tidak begitu saja ditelantarakan jika sudah tidak berkontribusi terhadap klub. Selain  Menalangi dana, Semen Padang FC juga membina olahraga lainnya  seperti angkat besi, pencak silat, bowling, dan panahan. 

Mantan atlet Semen Padang FC tergabung dalam FKKSP yaitu Forum Komunikasi Karyawan Semen Padang. Menurut Pak Arif, karena atlet telah berkontribusi mengangkat nama Sumbar. Mereka di rekrut Semen Padang di jalur khusus dan masuk sesuai dengan latar pendidikan.



Basecamp Semen Padang Club

Lapangan stadion Haji Agus Salim


Menuju  Galeri Batik Ayesa

Rombongan melanjutkan perjalanan menuju Galeri Batik yang menjadi binaan PT.Semen Padang yaitu Galeri Batik Ayesha. Guseum ini menyajikan koleksi koleksi Batik dengan bahan-bahan alami. Batik Ayesa adalah salah satu binaan PTSP yang hasil karyanya sudah mendunia. Pemilik butik yakni Ibu Fitra Lusia merupakan putri Minang yang berasal dari daerah Bukittinggi. 

Kunjungan dimulai di galeri Batik Ayesha. Disana dipajang karya-karya batik Ayesha  seperti kain, baju, batik tulis, batik cap. Ada berbagai motif batik yang menceritakan tentang prosesi adat Minang maupun cerita rakyat yang menjadi ciri khas Batik Ayesha.

Selanjutnya peserta diajak melihat workshop batik Ayesha yang berlokasi sekitar 100 meter dari lokasi galeri. Di dalam lokasi workshop peserta diperbolehkan mencoba sendiri bagaimana proses membatik. Mulai dari melukis motif, melilin, mewarna,hingga menembok. Hal yang cukup unik antara lain bahan alami yang digunakan untuk mewarnai di dapatkan dari sumber alam daerah setempat. Bahan-bahan tersebut antara lain tanah liat, kulit jengkol, gambir, dan kulit rambutan. 


Proses Melilin dengan Cap

Proses pewarnaan dengan Tanah Liat

Batik Ayesha sendiri  sudah menapakkan taringnya di kancah internasional dengan melakukan berbagai galeri di even internasional. Sambutan pihak luar negeri terhadap bbatik ayesha cukup baik apalagi dengan kreasi unik yaitu batik tanah liat. 

Proses memberi warna 

Proses melepaskan lilin dari kain dengan cara di rebus

Menjemur kain yang telah direbus

Menuju lokasi Blasting PT Semen Padang 

Rombongan peserta Wegi selanjutnya diajak untuk melihat langsung lokasi tambang yang berada di area tambang Indarung. Jalan menuju lokasi tambang tadinya daerah persawahan penduduk setempat yang telah dibebaskan oleh perusahaan. Sepanjang jalan terlihat aktivitas penambangan oleh alat-alat berat dengan muatan mencapai ratusan ton. Ada Blasting adalah proses pengambilan material batu kapur dari bukit kapur dengan cara di bom. 

Pemblastingan dilakukan jam 12 siang. Prosesnya yakni dengan terlebih dahulu merakit bahan peledak yang telah diukur daya ledaknya serta tidak membahayakan daerah sekitar. Jangan berfikir peledakannya akan menimbulkan efek yang berbahaya seperti di film-film karena dampak lingkungan telah dipertimbangkan terlebih dahulu. 

Cadangan batu kapur di Lokasi tambang cukup untuk 30 tahun. Batu kapur disini bewarna hitam karena terjadi pemanasan di dalam perut bumi. Menurut pemandu tambang batu kapur yang berwarna hitam mempunyai kualitas terbaik. 

Masih berdasarkan Konsep green industri bisa dijadikan pembangkit listrik dari endapan air lokasi tambang. Jika sudah tidak produktif lagi. 


batu kapur yang berwarna hitam paling bagus kualitasnya

Proses Pemblastingan (asap yang keluar setelah  ledakan)

Proses pemblastingan sendiri menggunakan limbah oli bekas sebagai ramuan bahan peledaknya. hal itu bisa saja meminimalisir limbah yang dihasilkan dari pengolahan batu kapur. Jadi konsep Industri ramah lingkungan diterapkan di tambang. 


Lokasi tambang batu kapur masih terletak dalam area Indarung. Jadi batu kapur yang sudah di bom tadi akan diangkut menggunakan ban truk untuk dibawa ke belt Conveyor menuju pabirik pengolahan. Truk yang mengangkut batu kapur hasil pemblastingan memiliki bobot yang luar biasa beratnya. 1 buah ban truk seharga 1 mobil Avanza. Sedangkan truk memiliki 6 ban. Jadi satu truk dihargai lebih dari 6 buah mobil Avanza. Luarr biasa.. Makanya oleh perusahaan Semen Padang, ban-ban yang tidak digunakan akan dibiarkan saja di tambang.

Bahan baku pembuatan semen itu sendiri terdiri dari batu kapur 80%, silika 10%, tanah liat, serta sekam. Sedangkan bahan substitusi dapat juga digunakan pasir besi, pasir silikat maupun gypsum.

Selanjutnya rombongan wisata Wegi  V diajak melihat-lihat WHRPG (West Head Recovery Power Generation) yaitu gas panas buang menjadi energi listrik. namun sayangnya saat itu sedang dilakukan proses pemindahan alat-alat berat sehingga akses ke lokasi ditutup. Di perjalanan Kak acip pendamping rombongan menunjukkan kantor pertama semen Padang yang saat ini berubah fungsi. Ketika Indarung I masih aktif sekarang menjadi departemen rekayasa dan rancang bangun. 

Ketika melewati Tugu Cendoa Mato yang terletak ditengah-tengah lokasi Pabrik PT Semen Padang terlihat Alat- alat Indarung masih terlihat berseliweran di sepanjang jalan menuju pabrik indarung V. Menurut info dari Pak Acip Humas dari PT Semen Padang Peralatan pabrik sebagian besar dibuat sendiri oleh tenaga mekanik yang dimiliki PT Semen Padang. 

Menuju Pabrik Indarung I

Peserta selanjutnya dibawa ke lokasi Pabrik Indarung I yang saat ini sedang dipersiapkan menjadi Museum Indarung I. Di sini peserta dapat menyaksikan bekas pabrik Indarung I yang telah usang namun masih terlihat kokoh. Di beberapa sudutnya besi-besi yang menjadi konstruksi peralatan pabrik masih sangat baik. Pabrik Indarung I ini murni didirikan oleh Belanda pada tahun 1910. 

Oleh panitia telah dipersiapkan kostum none-none Belanda yang dapat digunakan peserta untuk sesi foto-foto. Terlihat beberapa peserta antusias mengabadikan momen yang sangat langka itu. Berfose dengan kostum none Belanda di lokasi Pabrik tua. 

Killen tempat Proses Kering sebelum menjadi semen bubuk

Proses pengolahan semen sendiri terdiri dari beberapa tahapan antara lain Proses basah dan Proses Kering. Proses dimulai dari Pemisahan material yang diawali dengan Pemblastingan di lokasi tambang. Selanjutnya batu kapur diangkut menuju pabrik pengolahan dengan menggunakan Belt Conveyor bentuknya seperti karet yang memanjang dan digerakkan oleh mesin yang akan mengangkut material batu kapur menuju pabrik pengolahan. Selanjutnya dilakukan proses basah yakni dengan menggiling bahan baku dalam Raw Mill dengan menambahkan sejumlah air. Disini dilakukan pemisahan bahan-bahan material halus dan kasar di dalam separator. 

Masih panjang proses pengolahan yang dilakukan di dalam mesin sehingga dapat dilakukan packaging. Terakhir proses pengolahan dilakukan didalam klinn yakni dibakar di suhu 1400 derajat celsius. 

Sisa-sia Indarung I


Diameter Killen yang mencapai ukuran lima kali  rentangan orang dewasa


Selanjutnya rombongan peserta Wegi V menuju Wisma Indarung untuk mendengarkan penjelasan lebih lanjut oleh Mas Omeng Humas PT. Semen Padang. Peserta lalu diberikan penjelasan tentang visi dan misi dari perusahaan, program kerja hingga program CSR yang saat ini menjadi prioritas perusahaan. Ada tiga budaya Perusahaan yang menjadi moto yaitu Ekonomi Profit, Sosial dan Lingkungan. Tiga poin ini menjadi prioritas perusahaan. Dalam hal mengaplikasikan peran perusahaan di bidang sosial saat ini PT Semen Padang telah mendirikan sekolah gratis SD, SMP, SMA yang sudah mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri. Sedangkan peran perusahaan di bidang lingkungan diwujudkan dengan membina setiap kelurahan. 

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 13.40 saatnya istirahat, solat dan makan siang. Sore harinya peserta di ajak keliling ke lapangan golf. Sayangnya hari mulai gerimis sehingga peserta hanya mengabadikan keindahan lapangan golf dengan berfoto-foto. 

Ba'da Maghrib peserta kembali dikumpulkan di Wisma Indarung untuk mengikuti kegiatan penutupan sekaligus pembagian doorprize. Peserta dari Jawa dan Semen Indonesia malam itu juga menuju kebandara untuk melakukan kegiatan berikutnya. 

Sampai jumpa di lain waktu peserta Wegi V. Dimana saja kita bisa berbuat untuk menyelamatkan bumi dengan gerakan hijau. Terimakasih Semen Padang, Terimakasih Komunitas We Green Industry.





18 comments

  1. Waaah...pengeeen ikuuut...hiks

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Iya seruu mba..wah, ak malah ga sempat mampir nih mba. Eh tapi apa udah di Lampung nih?

      Delete
  3. wuihhh seru banget mbak bisa jalan2 bareng Wegi, aku belum pernah ke padang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya..seru..mba evrina, kapan kapan mau dong jalan bareng mba evrinaa

      Delete
  4. Bisa melihat langsung proses pembuatan batik keren ya. Aku baru tahu loh proses pewarnaannya seperti itu. Makasih sudah berbagi, mba :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kebetulan di sana mewarnainya dg tanah liat, kulit jengkol,kulit rambutan dan gambir. Mungkin kalau di tempat lain beda lagi prosesnya

      Delete
  5. Replies
    1. Nah...muncul,thank's ya udah mampir . kameramu pake dslr kemarin itu ya Bayu?

      Delete
  6. Udah part 2, aku baru part satu yihaaa
    Foto yg di Indarungnya kereen

    ReplyDelete
  7. Senengnya ya mba, bisa jalan-jalan ke Padang berkat Wegi hihi. Eh btw saya ngeri liat Ban segede kapal induk gitu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya,gede banget bannya bisa 10 kali ban biasa.

      Delete

Terimakasih ya, telah berkunjung di blog saya. Bila ada waktu luang saya sempatkan berkunjung balik. Semoga silaturrahim kita terjalin indah.