Jalan-Jalan ke Kota Bengkulu

Konten [Tampil]
Sore Kamis 23 Mei 2013

Rencananya saya mau ngajak jalan Paman dan Bibi yang baru datang dari Berau Kalimantan Timur nih..
Ceritanya, Paman ku sudah 16 tahun gak pulang-pulang sejak tahun 1997. Nah, berhubung beliau dapet cuti cuma 2 minggu di Bengkulu jadi hari-hari terakhir beliau di sini tak sempetin ngajak jalan beliau beserta anak-anaknya.

Eh..ternyata hari Kamis itu agak kelabu deh... Soalnya turun hujan padahal gak diundang.
Ditunggu-tunggu hingga sore tiba, tapi hujan tetap turun. Akhirnya kepalang udah janjian, hujan-hujan Aku dan suami menjemput Paman di Talang Empat Bengkulu Tengah. Lumayan, 17 kilometer dari rumahku.

Berangkatlah kami di sopiri oleh Suamiku Mr.Beny menjemput Paman di Bengkulu Tengah lalu berangkat lagi menuju Kota Bengkulu.


Akhirnya nyampai juga pantai panjang. Nih ceritanya...Ternyata cuaca sedikit membaik, hujan tak lagi turun, namun udara terasa lembab dan dingin. Saat itu jam menunjukkan pukul 17.00 WIB

Ini foto di Pantai Jakat, tempat Pak Nelayan Bengkulu mencari ikan dan berlabuh...kalau sore begini banyak sekali perahu nelayan yang tertambat menunggu malam tiba.


Ketika pagi hari perahu-perahu itu pulang membawa hasil tangkapan. Lalu di jual ke pedagang yang telah menunggu mereka pulang dari melaut, tak jauh dari bibir pantai ada TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Di sini  kita sana juga bisa membeli ikan segar yang baru di tangkap.


Suasana memang agak kotor, lantaran apa yang ada di laut terdampar di daratan mengotori pantai. Ahh...seandainya saja ada petugas kebersihan pantai yang digaji oleh negara tentu kita bisa melihat pantai bersih dan indah. Hayo...para pejabat negara usulkan dong, ada PNS yang tugasnya membersihkan pantai. He...he..


Puas melihat-lihat perahu di Pantai Jakat, Kami melaju ke Benteng Marlborough... Eh sayangnya ga sempat foto deh di Benteng peninggalan Penjajah Inggris ini. Cuma sempetin fotoin Gerbang Kampung Cina yang tepat berseberangan dengan pintu gerbang Benteng Marlborough. Ini Kampung di huni oleh penduduk Chinese yang ada di Kota Bengkulu, dulunya di sini merupakan pusat kota lho... banyak gedung-gedung tua yang masih kokoh dihuni oleh burung Walet.



Tak jauh dari Benteng Marlborough, kami pergi ke Balai Kota, Rumah Dinas Gubernur Bengkulu, lihat rusa.
Eh anak-anak pada senang sekali ngasih makan rusa.


Rusa-rusa itu banyak sekali dan jinak-jinak. Itu hewan dilindungi oleh negara lho...makannya buah-buahan yang banyak dijajakan di depan pagar Balai Kota itu deh...

Setelah puas melihat-lihat rusa, saatnya pergi ke Rumah Soekarno. Rumah ini dulunya tempat Presiden RI Pertama Soekarno diasingkan.

Namun sayangnya, pada saat kami sampai ke Rumah Soekarno, penjaganya sudah mau nutup rumah itu karena sudah Menjelang Maghrib alias sudah tak ada waktu kunjung lagi. Yah... padahal mau lihat isi rumahnya yang banyak sekali benda-benda tua serta foto-foto bersejarah.

Tak terasa perut terasa laper deh, Ayo mampir dulu makan bakso di Simpang Lima. Ini tempat tongkrongan yang cukup diminati. Lokasinya sangat strategis tepat di pinggir Simpang Lima, pusat Kota Bengkulu.

 
Akhirnya Adzan Maghrib tiba...Solat Maghrib di Masjid tengah kota.
Belum puas juga menyusuri kota Bengkulu, anak-anak ngajak main di Bengkulen Mall tepatnya di arena Funcity
Nah, saatnya rehat. Besok Paman dan anak-anaknya mau pulang ke Berau Kalimantan Timur. Selamat jalan Paman, kami doakan Paman dan Keluarga sehat selalu, banyak rezeki dan diberi kemudahan oleh Allah dalam menjalani rutinitas harian, peluk cium buat Akbar, Alex, Bibi, Awang, Cik Tima, dan Wan Ca... salam buat keluarga di Berau.

Semoga kita dipertemukan kembali oleh Allah SWT. Amin


Pentingnya SPF 15 untuk perlindungan optimal kulit sepanjang hari

Konten [Tampil]
"Kakak mau kulitnya putih, Mi." Celetuk putri pertamaku yang baru berusia 6 tahun.
Ia sering terlihat menaburkan bedak bayi pada tubuhnya setelah mandi. Bahkan siang hari ketika pulang sekolah ia rajin sekali menumpahkan bedak. Lain waktu ia terlihat berlama-lama di kamar mandi menggosok-gosokkan kulitnya dengan sabun mandi.

Fenomena kulit putih memang sangat menjamur di kalangan wanita, terlebih mereka yang memandang kecantikan itu berasal dari penampilan fisik. Kulit yang putih, bersinar, mulus memang membuat daya tarik sendiri. Kesan bersih dan cantik langsung terpancar dari seseorang yang berkulit putih. Oleh karena itu banyak orang yang berlomba-lomba menginginkan kulitnya putih.


Isi Pulsa Praktis, Tak Perlu Lama

Konten [Tampil]
Pertengahan tahun 2010 ketika aku mulai mengenal dunia internet dengan segala macam ruangnya, terjadi perubahan drastis dalam pengeluaran bulananku. Terasa memiliki satu orang anak lagi ternyata dunia internet mampu mendongkrak kebutuhan bulan. Mulai dari kebutuhan pulsa hp untuk sms, telpon yang bisa mencapai 50.000 perbulan, kebutuhan internet yang mencapai 100.000 perbulan, hingga harus membayar warnet ketika jaringan sedang lemot sementara ada email mendadak yang harus terkirim.

Dunia internet ternyata membawaku untuk meramaikan dunia kepenulisan dengan intensitas komunikasi yang sangat tinggi lewat jalur dunia maya. Jika kapasitas jaringan lemot, tentu sangat menghambat kerjaan yang kemudian akan berdampak bagi perkembangan karir menulis nantinya. Oleh sebab itu aku begitu membutuhkan jaringan internet yang mumpuni.





Memiliki satu modem sebagai modal untuk berkomunikasi dengan dunia maya memang terasa begitu menyulitkan terutama ketika masa berlaku hampir habis. Kirim-kirim email yang semestinya bisa dilakukan dalam hitungan detik, ternyata harus memakan waktu hingga lebih dari 30 menit. Kirim foto dengan kapasitas karakter yang besar terkadang memakan waktu lebih dari satu jam untuk beberapa foto. Belum lagi jika mengirim naskah dengan kapasitas halaman yang banyak hingga lebih dari 200 halaman disertai foto, gambar, program, tentu sangat memberatkan. Hal inilah yang membuatku terus menerus tergantung pada ketersediaan pulsa di dalam modem.

Belajar Membaca

Konten [Tampil]
Anakku Fajar (4 th) belajar membaca secara otodidak. Tanpa pernah kusadari sebelumnya ternyata Ia sudah bisa membaca lancar. Ketika umur 3 tahun Ia mampu menyebutkan berbagai merek kendaraan bermotor tak lama kemudian Ia juga mampu menunjukkan merek berbagai peralatan elektronik tepat dengan tulisan yang tertera pada alat tersebut.

Lalu ia sering terlihat memperhatikan tulisan di televisi, papan reklame, hingga tulisan di kemasan makanan ringan. Hingga akhirnya di usia 3,5 tahun Ia lancar membaca kalimat-kalimat panjang dengan huruf yang kecil-kecil seperti pada koran dan buku tanpa keliru.

Namun begitu, kemampuan membaca yang ia miliki tak sepenuhnya betul secara EYD. Ia belum mampu mengubah huruf-huruf tertentu menjadi bacaan yang lazim ditelinga.

"Mi... Abang mau es ca-pu-ci-no cin-cau" Pintanya suatu ketika.

Aku tersenyum mendengar pintanya.

"Bukan Ca Pu Ci No tapi Ka Pu Ci No." kataku membetulkan.

"Bukan...Capucino. Tuh kan huruf 'C" bukan 'K' "

Ia tetap ngotot dengan pendapatnya.

"Tapi 'C' nya di baca 'K', Abang..."

Ia tetap tak mau mengubah pendapatnya. Jika Capucino dibaca 'Kapucino'. Hingga kakaknya ikut-ikutan menertawakannya.

Suatu hari ia membaca dengan keras sekali sebuah tulisan yang ada di buku pelajaran Kakaknya

"Kahaya matahari Kenderung redup ketika mendung."

hihihi.. dasar Abang...

Cerita Lucu ini ditulis untuk acara Vania's May Giveaway


Persembahan Buat Suamiku,dan sebuah Cambuk bagiku...

Konten [Tampil]
Tahun lalu, sebuah tawaran yang maha dasyat menghampiri relung ide ku.
membuat naskah bergenre keagamaan.
sempat tertunda hingga hampir setahun lamanya. Hingga datang kepastian bahwa Ide itu di acc oleh penerbit.

Setelah melalui perenungan panjang akhirnya ide tersebut kutulis. Ada banyak cambukan terasa diwajahku, ada beribu lecutan rasanya. Semakin kutulis semakin keras taparan itu. Hingga sampai suatu ketika aku berbisik kepada suamiku.

"Abah, bantu Umi..."
Berkali-kali air mataku mengalir demi menyelesaikan baris-demi baris naskah tersebut. Sungguh begitu berat rasanya. Namun berkali-kali aku berjuang mengatakan tidak sanggup. Dorongan menyelesaikan naskah tersebut begitu kuat.

Tak terhitung banyaknya kalimat penyemangat dari bibir suamiku, hingga akhirnya naskah tersebut selesai.
Dan ketika 1 tahun menanti akhirnya kado terindah itu datang juga.

review buku setumpuk pahala istri yurmawita adismal


Media Digital dan Improvisasi Pendidikan di Indonesia

Konten [Tampil]
Pernahkah terbayang dalam benak, jika suatu saat penggunaan media digital dalam proses belajar-mengajar, berkembang lebih jauh daripada sekedar sebagai alat bantu mengajar? Media digital memiliki kelenturan nyaris tak terbatas. Penggunaannya bisa dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan serta kreativitas pemakainya. Untuk dunia pendidikan, media seperti ini adalah aset yang sangat berharga. Terutama karena pendidikan ditujukan untuk menghasilkan SDM berkualitas.

Menurut Razi Thalib, CEO dari Bridges & Balloons Digital Agency, pendidikan adalah salah satu kunci untuk menghasilkan sebuah masyarakat yang memiliki standar tinggi dalam suatu pencapaian. “Masyarakat seperti itu yang akan membentuk kultur baru yang lebih sophisticated. Sebuah kultur yang menghendaki kualitas terbaik dalam segala hal; baik itu dalam hal bisnis, pemerintahan, maupun penyediaan layanan masyarakat,” ujarnya.

Pria kelahiran tahun 1980 yang dipilih oleh Personal Branding Agency, Indscript Creative sebagai brand ini mengatakan lebih lanjut, bahwa media digital dapat dikembangkan menjadi sarana untuk mempermudah manajemen sekolah. Misalnya, sekolah dapat merancang sistem digital yang memungkinkan siswa dan guru mengisi buku absen secara online; yang digabung dengan sistem pengecekan, agar orangtua bisa tahu apakah anaknya bolos atau tidak. Atau misalnya, sekolah menyediakan sistem akses yang membuat siswa dan orangtua bisa mendapatkan catatan rapor dan aktifivas mereka setiap saat tanpa harus datang ke sekolah dan menjalani prosedur rumit.


“Itu akan menghemat banyak waktu serta praktis dalam hal manajemennya. Juga memudahkan pihak sekolah maupun orangtua untuk segera mengambil langkah jika menemukan ada kecenderungan prestasi siswa menurun, atau ada masalah lain yang mengganggu interaksi mereka di sekolah,” ungkap Razi, yang menjadikan utak-atik media digital sebagai salah satu hal yang sangat digemarinya.
Sekolah juga dapat mengembangkan media digital sebagai sarana menumbuhkan sikap kritis serta memperluas akses informasi dan ilmu pengetahuan bagi siswanya. “Sekarang ini, hampir setiap siswa boleh dibilang dapat menggunakan internet. Namun apakah itu sudah dibarengi dengan tumbuhnya sikap kritis atau pengetahuan tentang bagaimana mengolah informasi? Saya yakin belum sepenuhnya ke arah situ,” ujar Razi lagi.

Para birokrat, guru, dan orangtua perlu mulai memberi ruang yang cukup bagi siswa. Sebab selama ini, ada kecenderungan para pengambil kebijakan dan pelaksana masih berusaha mempertahankan status quo; dengan menghambat akses informasi atau mengangkat orang-orang yang kualifikasinya dipertanyakan. Juga masih lazim terjadi, mereka tidak memperkenankan adanya kritik yang muncul dari siswa dan menutup pintu dialog. Padahal justru kedua hal itu sangat penting untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

“Mau tidak mau, dengan berkembangnya dunia digital serta kemudahan akses internet, siswa akan mendapatkan apapun yang mereka mau; termasuk jenis informasi yang destruktif. Jadi, mereka perlu mendapat input tentang itu dari pihak sekolah dan orangtua. Bukalah kesempatan seluasnya bagi siswa untuk bertanya, mencoba, dan mengembangkan kemampuan nalarnya. Jelaskan dengan logika dan standar moral secara umum; serta hindari reaksi yang dogmatis, seperti melarang tanpa penjelasan tuntas. Gunakan media digital untuk mempermudah proses belajar-mengajar, dan membantu siswa mendapatkan informasi yang relevan serta melakukan riset untuk tugas sekolah mereka,” ujar Razi.

Cerdas yang Menular

Konten [Tampil]
"Kualitas diri seseorang dapat dilihat dari lingkungan dan teman-temannya yang sering diakrabinya. Semakin tinggi tingkat kecerdasan teman-teman yang diakrabinya akan semakin besar peluang bagi diri kita untuk menjadi lebih pintar. Sebaliknya, bagi mereka yang pintar, tidak akan bertambah bodoh. Karena, tidak ada yang dapat membuktikan, seorang guru akan menjadi bodoh ketika mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada muridnya. Malah, guru menjadi lebih pintar karena banyaknya pertanyaan dan masalah yang ditemukan”(Ermalen Dewita, Sang Motivator Pemberdayaan Diri).

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Dewi, dalam ajaran islam kita kenal dengan banyak kisah hikmah antara lain; 'Bagaimana seseorang harus memilih teman yang baik. Diibaratkan berteman dengan penjual minyak wangi maka kita akan mendapatkan bau harumnya. Ternyata kecerdasan seseorang bisa ditularkan kepada lingkungannya.

Make Over Yourself with Ermalen Dewita

Konten [Tampil]
"Pikiran adalah lentera jiwa. Benahi pikiran untuk menerangi jiwa Anda. Anda dapat memulai dengan mengarahkannya ke arah yang jelas. Dengan demikian, kita dapat membedakan mana pilihan yang sesuai atau tidak dengan kita, sehingga kita dapat menentukan langkah terbaik dalam jalani hidup." (Ermalen Dewita, Sang Motivator Pemberdayaan Diri).

Lebih jauh Dewi menjelaskan tentang 'Jiwa', yaitu ibarat kendaraan, maka jiwa adalah mesin dan tubuh adalah cassing-nya. Seringkali keberadaan jiwa tidak disadari. Dengan menggali kekuatan jiwa atau soul-power, kita dapat mengakses kekuatan energi tubuh dan menggunakannya untuk mencapai kekuatan yang diinginkan.Tubuh ibarat istana bagi jiwa dan fikiran, yang perlu dirawat dan dilatih agar dapat berfungsi selaras dalam diri kita.

Sosok Ermalen Dewita yang dibranding oleh Personal Branding Agency, Indscript Creative begitu dinantikan para peserta pelatihan Pemberdayaan Diri. Pelatihan ini bertujuan untuk memandu seseorang menggali potensi dirinya menjadi diri yang sesungguhnya. Sehingga menjadi yang terbaik dalam setiap bidang kehidupannya. Dalam pelatihan yang mengusung nama "Make Over Yourself with Ermalen Dewita" setiap peserta akan dipandu untuk menggali Power dari Mind (pikiran), Body(tubuh), dan Soul(jiwa). Ketiganya merupakan unsur penting dalam diri seseorang.




Melalui Pelatihan Make Over Yourself with Ermalen Dewita, Dewi mengajak para peserta meningkatkan kesadaran diri sebagai ciptaan tuhan mengenali potensi terbaik dari dalam diri, menerima keadaan diri dengan segala kekurangan dan kelebihannya, membuat goal setting sesuai passion, meningkatkan power dari dalam diri, memperkuat perasaan syukur, ikhlas dan bahagia. Dalam pelatihan tersebut, Ermalen Dewita  juga memberikan teknik mengakses pikiran bawah sadar dan teknik penyembuhan (healing) sebagai media alternatif untuk mencari pemecahan masalah atau menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. 

Mengapa Indonesia harus peduli Dunia Digital

Konten [Tampil]