CARA MENGUBAH FILE DARI PDF KE WORD

Konten [Tampil]
CARA MENGUBAH FILE DARI PDF KE WORD

Hai, Kali ini aku mau share tentang Bagaimana Cara mengubah File dari PDF ke Word. Biasanya kan kalau anak kuliahan nih ada tugas dari dosen buat mencari bahan-bahan yang akan digunakan tugas kuliah atau apabila kamu bukan anak kuliahan bisa juga misalnya kalau sedang ada pekerjaan terkait dengan dokumen yang dibutuhkan.

Nah, kalau searching di internet ada tuh kan file yang bentuknya PDF. File yang berbentuk PDF ini cuma bisa read mode artinya tidak bisa di edit, sehingga menyulitkan Anda jika membutuhkan angka-angka atau data-data yang dibutuhkan dalam file tersebut.

Untuk mengedit data yang telah disimpan dalam bentuk PDF maka mau tidak mau kamu harus mengkonversikan file PDF tersebut ke dalam bentuk word agar file bisa di edit.

Cara Mengubah File dari PDF ke Word adalah sebagai berikut:

Simbol, seberapa pentingkah?

Konten [Tampil]

Menyimak komentar dari tamu Kick Andi di acara TV tadi malam (10 Oktober 2013) tentang latar belakang Sang Tamu menulis buku '30 hari Keliling Sumatera ', membuatku tergelitik untuk menulis tentang tema serupa.

Penulis yang mempunyai semangat tinggi untuk berkeliling Indonesia setelah sembuh dari penderitaan kanker ini menulis tentang apa yang ia lihat ketika berkeliling Sumatera. Banyak sekali paradoks yang terjadi di masyarakat baik yang terlihat maupun yang tidak terpublikasikan.

Senyum Fitri...

Konten [Tampil]
Butuh waktu yang cukup lama bagiku untuk mengumpulkan kembali memori tentang Fitri... Hal ini disebabkan telah 2 tahun tidak mengajar dikelasnya. Namun ketika beberapa teman guru mengingatkan tentang senyum nya, langsung terbayang remaja periang, manis dan tak pernah terlihat cemberut.

Ia selalu tampil manis jika berpapasan dengan ku, senyum yang senantiasa ia lemparkan menandakan betapa ikhlas ia memberikan hadiah yang paling murah itu. Senyum tanpa beban, senyum yang ringan dan melegakan siapa saja yang melihatnya.


"Ibu..."
Selalu saja ia menghentikan langkahku baik ketika berpapasan, maupun ketika lewat di depan kelasnya. Serta merta ia akan buru-buru salaman dan meninggalkan senyum termanisnya senantiasa dibarengi dengan gaya membenarkan jilbab, terakhir sambil mengeluarkan tiupan ringan ke poni jilbab, khas siswi Madrasah.

Tidak banyak interaksi dengan si manis Fitri, hanya pada saat jam belajar 2 kali dalam seminggu. Namun kesan santun, periang dan menyenangkan selalu lekat dengan nya. Aku sempat beberapa kali menegurnya ketika jam belajar, namun hal itu kumaklumi lantaran sikap periang dan ringan tangan yang senantiasa ada padanya.

Suatu ketika aku dan suami sering sekali mampir ke sebuah warung di pinggir jalan raya Bandara Fatmawati. Warung kecil yang menjual pempek dan jajanan khas Palembang. Letaknya persis di mulut gang Perumahan Kemiling Permai. Jadi sekalian pulang ke rumah, kami mampir makan pempek  di sana.

Bapak penjual pempek yang melayani kami bercerita banyak hal, termasuk pekerjaannya menarik gerobak pempek keluar masuk perumahan, nongkrong di kantor-kantor hingga akhirnya menetap di depan rumahnya sendiri. Dari ceritanya Aku berkesimpulan betapa gigihnya sang bapak mencari nafkah buat keluarganya. Ia bercerita jika anak-anaknya juga tak pernah malu kalau orang tuanya berjualan pempek keliling. Justru mereka pengertian dengan kondisi orang tuanya. Tak jarang sang bapak berucap syukur memiliki keluarga yang tak menuntut banyak hal.

Waktu berjalan sangat cepat. Belakangan warung pempek itu telah berubah menjadi warung fotokopi dan rental komputer. Aku tak pernah lagi melihat sang bapak berjualan pempek. Entahlah, lantaran tak punya kepentingan juga. Aku hanya memerhatikan tempat fotokopian itu sekali lewat saja. Sekali waktu aku sempat mampir untuk urusan fotokopi dan melihat  pelayanan yang cukup baik dan ramah dari penjaganya. Sekilas ada kesan mirip dari sang bapak penjual pempek, mungkin ada hubungan keluarga begitu.

Sabtu, 21 September 2013
Berita yang membuat heboh seisi Madrasah menjadi perhatian semua pihak. Baik keluarga besar MAN 2 maupun pihak-pihak yang berhubungan dengan kejadian ini.

Senyum manis dari si manis Fitri ternyata tinggal kenangan bersamaan dengan tergelincirnya matahari hari itu. Dan akupun baru menyadari bahwa si manis Fitri tak lain adalah putri dari seorang bapak yang gigih berjuang bertahan hidup mencari rezeki halal di bumi Allah SWT.

Seorang bapak yang berhasil mendidik anak dengan senyum dan pantang menyerah. Sehingga hadirlah seorang fitri yang juga senantiasa tersenyum dan selalu menyenangkan.

Seorang bapak yang ulet mencari nafkah tanpa harus menyalahkan nasibnya. Sehingga hadir pula seorang Fitri selalu periang.

Selamat jalan, Nak...
Doa kami senantiasa mengiringi kepergianmu.
Senyum manismu, senantiasa menjadi barometer kami untuk selalu ingat tentangmu dan kematian yang kapan saja bisa datang menghampiri...

Maafkan ibu, buka FB mu dan menemukan gambar ini di sana


























Berbagi Damai dengan Meditasi

Konten [Tampil]
Meditasi tidak hanya dilakukan oleh pemeluk agama tertentu. Meditasi pun tidak hanya dilakukan oleh orang yang melakukan yoga. Meditasi dapat dilakukan oleh siapa pun yang menginginkan pikirannya tetap tenang dan terbebas dari stres, dan difungsikan untuk membantu mengembangkan


Adjie, meditator muda yang kerap mengisi sesi training meditasi 'Sejenak Hening' di sejumlah perusahaan besar di Indonesia ini, selanjutnya mengatakan, “Meditasi tidak hanya dapat dilakukan di tempat tertentu, namun dapat dilakukan di mana pun. Dengan meditasi, akan diperoleh kedamaian dalam diri dan kita dapat bertindak lebih bijaksana.”

Jalan-Jalan ke Kota Bengkulu

Konten [Tampil]
Sore Kamis 23 Mei 2013

Rencananya saya mau ngajak jalan Paman dan Bibi yang baru datang dari Berau Kalimantan Timur nih..
Ceritanya, Paman ku sudah 16 tahun gak pulang-pulang sejak tahun 1997. Nah, berhubung beliau dapet cuti cuma 2 minggu di Bengkulu jadi hari-hari terakhir beliau di sini tak sempetin ngajak jalan beliau beserta anak-anaknya.

Eh..ternyata hari Kamis itu agak kelabu deh... Soalnya turun hujan padahal gak diundang.
Ditunggu-tunggu hingga sore tiba, tapi hujan tetap turun. Akhirnya kepalang udah janjian, hujan-hujan Aku dan suami menjemput Paman di Talang Empat Bengkulu Tengah. Lumayan, 17 kilometer dari rumahku.

Berangkatlah kami di sopiri oleh Suamiku Mr.Beny menjemput Paman di Bengkulu Tengah lalu berangkat lagi menuju Kota Bengkulu.


Akhirnya nyampai juga pantai panjang. Nih ceritanya...Ternyata cuaca sedikit membaik, hujan tak lagi turun, namun udara terasa lembab dan dingin. Saat itu jam menunjukkan pukul 17.00 WIB

Ini foto di Pantai Jakat, tempat Pak Nelayan Bengkulu mencari ikan dan berlabuh...kalau sore begini banyak sekali perahu nelayan yang tertambat menunggu malam tiba.


Ketika pagi hari perahu-perahu itu pulang membawa hasil tangkapan. Lalu di jual ke pedagang yang telah menunggu mereka pulang dari melaut, tak jauh dari bibir pantai ada TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Di sini  kita sana juga bisa membeli ikan segar yang baru di tangkap.


Suasana memang agak kotor, lantaran apa yang ada di laut terdampar di daratan mengotori pantai. Ahh...seandainya saja ada petugas kebersihan pantai yang digaji oleh negara tentu kita bisa melihat pantai bersih dan indah. Hayo...para pejabat negara usulkan dong, ada PNS yang tugasnya membersihkan pantai. He...he..


Puas melihat-lihat perahu di Pantai Jakat, Kami melaju ke Benteng Marlborough... Eh sayangnya ga sempat foto deh di Benteng peninggalan Penjajah Inggris ini. Cuma sempetin fotoin Gerbang Kampung Cina yang tepat berseberangan dengan pintu gerbang Benteng Marlborough. Ini Kampung di huni oleh penduduk Chinese yang ada di Kota Bengkulu, dulunya di sini merupakan pusat kota lho... banyak gedung-gedung tua yang masih kokoh dihuni oleh burung Walet.



Tak jauh dari Benteng Marlborough, kami pergi ke Balai Kota, Rumah Dinas Gubernur Bengkulu, lihat rusa.
Eh anak-anak pada senang sekali ngasih makan rusa.


Rusa-rusa itu banyak sekali dan jinak-jinak. Itu hewan dilindungi oleh negara lho...makannya buah-buahan yang banyak dijajakan di depan pagar Balai Kota itu deh...

Setelah puas melihat-lihat rusa, saatnya pergi ke Rumah Soekarno. Rumah ini dulunya tempat Presiden RI Pertama Soekarno diasingkan.

Namun sayangnya, pada saat kami sampai ke Rumah Soekarno, penjaganya sudah mau nutup rumah itu karena sudah Menjelang Maghrib alias sudah tak ada waktu kunjung lagi. Yah... padahal mau lihat isi rumahnya yang banyak sekali benda-benda tua serta foto-foto bersejarah.

Tak terasa perut terasa laper deh, Ayo mampir dulu makan bakso di Simpang Lima. Ini tempat tongkrongan yang cukup diminati. Lokasinya sangat strategis tepat di pinggir Simpang Lima, pusat Kota Bengkulu.

 
Akhirnya Adzan Maghrib tiba...Solat Maghrib di Masjid tengah kota.
Belum puas juga menyusuri kota Bengkulu, anak-anak ngajak main di Bengkulen Mall tepatnya di arena Funcity
Nah, saatnya rehat. Besok Paman dan anak-anaknya mau pulang ke Berau Kalimantan Timur. Selamat jalan Paman, kami doakan Paman dan Keluarga sehat selalu, banyak rezeki dan diberi kemudahan oleh Allah dalam menjalani rutinitas harian, peluk cium buat Akbar, Alex, Bibi, Awang, Cik Tima, dan Wan Ca... salam buat keluarga di Berau.

Semoga kita dipertemukan kembali oleh Allah SWT. Amin


Pentingnya SPF 15 untuk perlindungan optimal kulit sepanjang hari

Konten [Tampil]
"Kakak mau kulitnya putih, Mi." Celetuk putri pertamaku yang baru berusia 6 tahun.
Ia sering terlihat menaburkan bedak bayi pada tubuhnya setelah mandi. Bahkan siang hari ketika pulang sekolah ia rajin sekali menumpahkan bedak. Lain waktu ia terlihat berlama-lama di kamar mandi menggosok-gosokkan kulitnya dengan sabun mandi.

Fenomena kulit putih memang sangat menjamur di kalangan wanita, terlebih mereka yang memandang kecantikan itu berasal dari penampilan fisik. Kulit yang putih, bersinar, mulus memang membuat daya tarik sendiri. Kesan bersih dan cantik langsung terpancar dari seseorang yang berkulit putih. Oleh karena itu banyak orang yang berlomba-lomba menginginkan kulitnya putih.


Isi Pulsa Praktis, Tak Perlu Lama

Konten [Tampil]
Pertengahan tahun 2010 ketika aku mulai mengenal dunia internet dengan segala macam ruangnya, terjadi perubahan drastis dalam pengeluaran bulananku. Terasa memiliki satu orang anak lagi ternyata dunia internet mampu mendongkrak kebutuhan bulan. Mulai dari kebutuhan pulsa hp untuk sms, telpon yang bisa mencapai 50.000 perbulan, kebutuhan internet yang mencapai 100.000 perbulan, hingga harus membayar warnet ketika jaringan sedang lemot sementara ada email mendadak yang harus terkirim.

Dunia internet ternyata membawaku untuk meramaikan dunia kepenulisan dengan intensitas komunikasi yang sangat tinggi lewat jalur dunia maya. Jika kapasitas jaringan lemot, tentu sangat menghambat kerjaan yang kemudian akan berdampak bagi perkembangan karir menulis nantinya. Oleh sebab itu aku begitu membutuhkan jaringan internet yang mumpuni.





Memiliki satu modem sebagai modal untuk berkomunikasi dengan dunia maya memang terasa begitu menyulitkan terutama ketika masa berlaku hampir habis. Kirim-kirim email yang semestinya bisa dilakukan dalam hitungan detik, ternyata harus memakan waktu hingga lebih dari 30 menit. Kirim foto dengan kapasitas karakter yang besar terkadang memakan waktu lebih dari satu jam untuk beberapa foto. Belum lagi jika mengirim naskah dengan kapasitas halaman yang banyak hingga lebih dari 200 halaman disertai foto, gambar, program, tentu sangat memberatkan. Hal inilah yang membuatku terus menerus tergantung pada ketersediaan pulsa di dalam modem.

Belajar Membaca

Konten [Tampil]
Anakku Fajar (4 th) belajar membaca secara otodidak. Tanpa pernah kusadari sebelumnya ternyata Ia sudah bisa membaca lancar. Ketika umur 3 tahun Ia mampu menyebutkan berbagai merek kendaraan bermotor tak lama kemudian Ia juga mampu menunjukkan merek berbagai peralatan elektronik tepat dengan tulisan yang tertera pada alat tersebut.

Lalu ia sering terlihat memperhatikan tulisan di televisi, papan reklame, hingga tulisan di kemasan makanan ringan. Hingga akhirnya di usia 3,5 tahun Ia lancar membaca kalimat-kalimat panjang dengan huruf yang kecil-kecil seperti pada koran dan buku tanpa keliru.

Namun begitu, kemampuan membaca yang ia miliki tak sepenuhnya betul secara EYD. Ia belum mampu mengubah huruf-huruf tertentu menjadi bacaan yang lazim ditelinga.

"Mi... Abang mau es ca-pu-ci-no cin-cau" Pintanya suatu ketika.

Aku tersenyum mendengar pintanya.

"Bukan Ca Pu Ci No tapi Ka Pu Ci No." kataku membetulkan.

"Bukan...Capucino. Tuh kan huruf 'C" bukan 'K' "

Ia tetap ngotot dengan pendapatnya.

"Tapi 'C' nya di baca 'K', Abang..."

Ia tetap tak mau mengubah pendapatnya. Jika Capucino dibaca 'Kapucino'. Hingga kakaknya ikut-ikutan menertawakannya.

Suatu hari ia membaca dengan keras sekali sebuah tulisan yang ada di buku pelajaran Kakaknya

"Kahaya matahari Kenderung redup ketika mendung."

hihihi.. dasar Abang...

Cerita Lucu ini ditulis untuk acara Vania's May Giveaway


Persembahan Buat Suamiku,dan sebuah Cambuk bagiku...

Konten [Tampil]
Tahun lalu, sebuah tawaran yang maha dasyat menghampiri relung ide ku.
membuat naskah bergenre keagamaan.
sempat tertunda hingga hampir setahun lamanya. Hingga datang kepastian bahwa Ide itu di acc oleh penerbit.

Setelah melalui perenungan panjang akhirnya ide tersebut kutulis. Ada banyak cambukan terasa diwajahku, ada beribu lecutan rasanya. Semakin kutulis semakin keras taparan itu. Hingga sampai suatu ketika aku berbisik kepada suamiku.

"Abah, bantu Umi..."
Berkali-kali air mataku mengalir demi menyelesaikan baris-demi baris naskah tersebut. Sungguh begitu berat rasanya. Namun berkali-kali aku berjuang mengatakan tidak sanggup. Dorongan menyelesaikan naskah tersebut begitu kuat.

Tak terhitung banyaknya kalimat penyemangat dari bibir suamiku, hingga akhirnya naskah tersebut selesai.
Dan ketika 1 tahun menanti akhirnya kado terindah itu datang juga.

review buku setumpuk pahala istri yurmawita adismal


Media Digital dan Improvisasi Pendidikan di Indonesia

Konten [Tampil]
Pernahkah terbayang dalam benak, jika suatu saat penggunaan media digital dalam proses belajar-mengajar, berkembang lebih jauh daripada sekedar sebagai alat bantu mengajar? Media digital memiliki kelenturan nyaris tak terbatas. Penggunaannya bisa dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan serta kreativitas pemakainya. Untuk dunia pendidikan, media seperti ini adalah aset yang sangat berharga. Terutama karena pendidikan ditujukan untuk menghasilkan SDM berkualitas.

Menurut Razi Thalib, CEO dari Bridges & Balloons Digital Agency, pendidikan adalah salah satu kunci untuk menghasilkan sebuah masyarakat yang memiliki standar tinggi dalam suatu pencapaian. “Masyarakat seperti itu yang akan membentuk kultur baru yang lebih sophisticated. Sebuah kultur yang menghendaki kualitas terbaik dalam segala hal; baik itu dalam hal bisnis, pemerintahan, maupun penyediaan layanan masyarakat,” ujarnya.

Pria kelahiran tahun 1980 yang dipilih oleh Personal Branding Agency, Indscript Creative sebagai brand ini mengatakan lebih lanjut, bahwa media digital dapat dikembangkan menjadi sarana untuk mempermudah manajemen sekolah. Misalnya, sekolah dapat merancang sistem digital yang memungkinkan siswa dan guru mengisi buku absen secara online; yang digabung dengan sistem pengecekan, agar orangtua bisa tahu apakah anaknya bolos atau tidak. Atau misalnya, sekolah menyediakan sistem akses yang membuat siswa dan orangtua bisa mendapatkan catatan rapor dan aktifivas mereka setiap saat tanpa harus datang ke sekolah dan menjalani prosedur rumit.


“Itu akan menghemat banyak waktu serta praktis dalam hal manajemennya. Juga memudahkan pihak sekolah maupun orangtua untuk segera mengambil langkah jika menemukan ada kecenderungan prestasi siswa menurun, atau ada masalah lain yang mengganggu interaksi mereka di sekolah,” ungkap Razi, yang menjadikan utak-atik media digital sebagai salah satu hal yang sangat digemarinya.
Sekolah juga dapat mengembangkan media digital sebagai sarana menumbuhkan sikap kritis serta memperluas akses informasi dan ilmu pengetahuan bagi siswanya. “Sekarang ini, hampir setiap siswa boleh dibilang dapat menggunakan internet. Namun apakah itu sudah dibarengi dengan tumbuhnya sikap kritis atau pengetahuan tentang bagaimana mengolah informasi? Saya yakin belum sepenuhnya ke arah situ,” ujar Razi lagi.

Para birokrat, guru, dan orangtua perlu mulai memberi ruang yang cukup bagi siswa. Sebab selama ini, ada kecenderungan para pengambil kebijakan dan pelaksana masih berusaha mempertahankan status quo; dengan menghambat akses informasi atau mengangkat orang-orang yang kualifikasinya dipertanyakan. Juga masih lazim terjadi, mereka tidak memperkenankan adanya kritik yang muncul dari siswa dan menutup pintu dialog. Padahal justru kedua hal itu sangat penting untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

“Mau tidak mau, dengan berkembangnya dunia digital serta kemudahan akses internet, siswa akan mendapatkan apapun yang mereka mau; termasuk jenis informasi yang destruktif. Jadi, mereka perlu mendapat input tentang itu dari pihak sekolah dan orangtua. Bukalah kesempatan seluasnya bagi siswa untuk bertanya, mencoba, dan mengembangkan kemampuan nalarnya. Jelaskan dengan logika dan standar moral secara umum; serta hindari reaksi yang dogmatis, seperti melarang tanpa penjelasan tuntas. Gunakan media digital untuk mempermudah proses belajar-mengajar, dan membantu siswa mendapatkan informasi yang relevan serta melakukan riset untuk tugas sekolah mereka,” ujar Razi.

Cerdas yang Menular

Konten [Tampil]
"Kualitas diri seseorang dapat dilihat dari lingkungan dan teman-temannya yang sering diakrabinya. Semakin tinggi tingkat kecerdasan teman-teman yang diakrabinya akan semakin besar peluang bagi diri kita untuk menjadi lebih pintar. Sebaliknya, bagi mereka yang pintar, tidak akan bertambah bodoh. Karena, tidak ada yang dapat membuktikan, seorang guru akan menjadi bodoh ketika mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada muridnya. Malah, guru menjadi lebih pintar karena banyaknya pertanyaan dan masalah yang ditemukan”(Ermalen Dewita, Sang Motivator Pemberdayaan Diri).

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Dewi, dalam ajaran islam kita kenal dengan banyak kisah hikmah antara lain; 'Bagaimana seseorang harus memilih teman yang baik. Diibaratkan berteman dengan penjual minyak wangi maka kita akan mendapatkan bau harumnya. Ternyata kecerdasan seseorang bisa ditularkan kepada lingkungannya.

Make Over Yourself with Ermalen Dewita

Konten [Tampil]
"Pikiran adalah lentera jiwa. Benahi pikiran untuk menerangi jiwa Anda. Anda dapat memulai dengan mengarahkannya ke arah yang jelas. Dengan demikian, kita dapat membedakan mana pilihan yang sesuai atau tidak dengan kita, sehingga kita dapat menentukan langkah terbaik dalam jalani hidup." (Ermalen Dewita, Sang Motivator Pemberdayaan Diri).

Lebih jauh Dewi menjelaskan tentang 'Jiwa', yaitu ibarat kendaraan, maka jiwa adalah mesin dan tubuh adalah cassing-nya. Seringkali keberadaan jiwa tidak disadari. Dengan menggali kekuatan jiwa atau soul-power, kita dapat mengakses kekuatan energi tubuh dan menggunakannya untuk mencapai kekuatan yang diinginkan.Tubuh ibarat istana bagi jiwa dan fikiran, yang perlu dirawat dan dilatih agar dapat berfungsi selaras dalam diri kita.

Sosok Ermalen Dewita yang dibranding oleh Personal Branding Agency, Indscript Creative begitu dinantikan para peserta pelatihan Pemberdayaan Diri. Pelatihan ini bertujuan untuk memandu seseorang menggali potensi dirinya menjadi diri yang sesungguhnya. Sehingga menjadi yang terbaik dalam setiap bidang kehidupannya. Dalam pelatihan yang mengusung nama "Make Over Yourself with Ermalen Dewita" setiap peserta akan dipandu untuk menggali Power dari Mind (pikiran), Body(tubuh), dan Soul(jiwa). Ketiganya merupakan unsur penting dalam diri seseorang.




Melalui Pelatihan Make Over Yourself with Ermalen Dewita, Dewi mengajak para peserta meningkatkan kesadaran diri sebagai ciptaan tuhan mengenali potensi terbaik dari dalam diri, menerima keadaan diri dengan segala kekurangan dan kelebihannya, membuat goal setting sesuai passion, meningkatkan power dari dalam diri, memperkuat perasaan syukur, ikhlas dan bahagia. Dalam pelatihan tersebut, Ermalen Dewita  juga memberikan teknik mengakses pikiran bawah sadar dan teknik penyembuhan (healing) sebagai media alternatif untuk mencari pemecahan masalah atau menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. 

Mengapa Indonesia harus peduli Dunia Digital

Konten [Tampil]

Tingkatkan Power dari dalam Diri

Konten [Tampil]
Sebagian besar orang akan setuju dengan pendapat perempuan cantik inspiratif bernama Ermalen Dewita ini, bahwa kita hidup di era yang berkelimpahan pilihan yang membutuhkan akselerasi perasaan. Seakan waktu sangat cepat berlalu, sehingga waktu 24 jam sehari terasa kurang sementara banyak hal yang perlu dilakukan. Kondisi tersebut, tanpa sadar dapat menghadirkan tekanan perasaan, pikiran dan fisik. Kita dihadapkan dalam kehidupan yang begitu banyak tantangan demi tantangan. Agar tidak terjebak dalam jaringan ketakutan dan sikap putus asa, dan keseimbangan diri dalam menghadapi hidup tetap terjaga, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan power dari dalam diri.
Ketika sakit, kita begitu mudah menjadi marah kepada tubuh kita. Padahal tubuh bertindak sebagai utusan untuk menyampaikan pesan hidup yang perlu kita perhatikan. Dengan cara ini, tubuh bertindak bagaikan seorang guru yang mengedukasi kita sebagai pemilik tubuh. Kita hanya perlu memasuki bahasa “bodymind” untuk memahami dan mengerti isi dari pesan tersebut.
Penyakit terkadang dapat membuat orang berhenti melakukan apa yang sedang mereka lakukan, untuk beristirahat dalam waktu yang panjang. Lalu mereka merenung dan memikirkan cara bagaimana mereka dapat menjalani hidup tanpa stres.
Kebutuhan pribadi seperti beristirahat diutamakan ketika sakit. Dalam kondisi tersebut, pergeseran perspektif tentang kesehatan, terkadang dihasilkan dalam periode istirahat. Dalam periode ini, ditingkatkan power dalam diri kita untuk menjadi sehat dan dapat beraktivitas seperti biasa. Menurut Dewi, panggilan sosok cantik yang menulis buku Magnet Cinta ini, ekspresi semangat yang yang ada dalam setiap langkah adalah sebagai tanda syukur atas kesehatan yang diberikan Tuhan pada kita sebagai manusia.


Motivator Pemberdayaan Diri di Indonesia

Konten [Tampil]
Kekuatan terbesar ada di dirimu, karena Allah telah menganugerahkan dirimu potensi luar biasa, hanya perlu cara untuk menggalinya, lalu lihatlah kesuksesan akan mengejarmu..(Ermalen Dewita, Motivator Pemberdayaan Diri Berbasis NLP &Psikoterapi)

Tumbuh menjadi manusia dewasa merupakan anugerah secara lahiriah yang ada pada diri setiap orang, tentu dengan syarat-syarat tumbuh seperti adanya asupan makanan, minuman, maupun udara. Syarat tumbuh ini tentu juga dimiliki oleh makhluk hidup lainnya, hewan, maupun tumbuhan. Namun tidak sekedar tumbuh dan berkembang, kita manusia punya berbagai keinginan yang menyokong kehidupan. 

salah satu cara menyokong kehidupan dirinya, manusia membutuhkan kesuksesan sehingga ia bisa nyaman berada ditengah-tengah sesamanya. Kesuksesan ini tidak dipunyai oleh semua orang, karena orang yang sukses hanyalah dicapai oleh mereka yang mampu menggali potensi dirinya sehingga diakui oleh orang lain. Sebanding pula dengan kesuksesan materi yang oleh banyak orang merupakan tolak ukur dari kesuksesan itu sendiri.

Di tangan seorang Ermalen Dewita, kita bisa menggali potensi yang terpendam di dalam diri sehingga menjadi sukses seperti yang diinginkan. Tekhnik motivasi diri yang digaungkan oleh Ibu Ermalen Dewita mampu membangkitkan semangat para peserta sehingga menyadarkan diri sendiri untuk mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri masing-masing. 

Kekuatan emosi yang dikelola dengan baik, akan menghasilkan kekuatan yang dapat membentuk karakter yang kuat di setiap diri setiap orang. Ini merupakan kutipan dari buku yang berjudul Magnet Cinta yang digelontorkan olehnya. 


Kontes Bank Mandiri

Konten [Tampil]

KETIKA USAHA JATUH BANGUN, BANK MANDIRI TETAP MENJADI PILIHAN

Pertengahan tahun 2010, Aku berdiskusi dengan suami tentang keinginan untuk membuka sebuah usaha sampingan. Maklumlah, sebagai pegawai negeri baru kami memiliki banyak keingian yang belum sepenuhnya terwujud. Impian untuk memiliki rumah memang bisa terwujud, namun dengan konsekuensi harus dipotong gaji tiap bulannya. Sementara kebutuhan harian tak bisa ditawar lagi. Semakin hari sangat banyak kebutuhan yang harus dipenuhi apalagi anak-anak telah memasuki usia sekolah.
bank mandiri

Ketika Usaha Jatuh Bangun, Bank Mandiri tetap menjadi pilihan

Konten [Tampil]
Pertengahan tahun 2010, Aku berdiskusi dengan suami tentang keinginan untuk membuka sebuah usaha sampingan. Maklumlah, sebagai pegawai negeri baru kami memiliki banyak keingian yang belum sepenuhnya terwujud. Impian untuk memiliki rumah memang bisa terwujud, namun dengan konsekuensi harus dipotong gaji tiap bulannya. sementara kebutuhan harian tak bisa ditwar lagi. Semakin hari sangat banyak kebutuhan yang harus dipenuhi apalagi anak-anak telah memasuki usia sekolah.

usaha jatuh bangun

Cerpen Yurmawita Adismal

Konten [Tampil]

PANGGIL AKU BU MUSLIMAH!

(By:Yurmawita Adismal 

            “Jika dua digit dibelakang koma maka salahkan saja.”
            Betul-betul tidak manusiawi wanita yang satu ini. Menentukan Standar Deviasi harus tepat betul, yang hanya menuliskan dua digit dibelakang koma terpaksa tidak mendapatkan nilai. Apalah artinya bilangan dua digit di belakang koma? Jika dibulatkan dengan pembulatan ratusan maka tentu tak akan mengubah nilai sesungguhnya bilangan itu. Namun tidak bagi dia, segalanya harus pas dengan kemauan nya. Menyimpang sedikit artinya sudah tak sesuai dengan jawaban sebenarnya.
            Mata Bayu menyambar tubuh Muslimah. Kali kedua ia terpaksa menahan geram. Tubuh saja yang mungil namun hati sang guru bagai baja yang tak mampu di tembus oleh senjata apapun. Tidak juga oleh Bayu. Cukuplah kejadian menghitung nilai Limit tak hingga dari pecahan yang mempunyai pangkat tiga variabel dibagi pangkat empat variabel saja ia dipermalukan di hadapan teman-temannya. Baginya  memakai sistem pemfaktoran merupakan cara untuk mendapatkan nilai Limit di tak hingga tersebut. Namun ternyata pendapatnya dibantah habis-habisan oleh sang guru.
“Bagi dulu dengan pangkat tertinggi kemudian di masukkan nilai limit tak hingga nya!”
            Bayu pun terhempas di cadas ketika sang guru mati-matian menghinanya di hadapan teman-temannya. Tangannya mengepal. Lalu ia pun keluar dan sebuah kursi taman menjadi sasaran tinjunya, hancur menyisakan kepingan-kepingan semen bercampur pasir yang menyerbuk.
            Dan kali kedua ia pun harus mengalami hal serupa. Sepele sekali. Hanya karena ia menuliskan 56,42 untuk nilai standar deviasi yang diminta di soal ulangan harian. Ia membulatkan dari nilai semula yakni 56,416.
            Cih…Bayu meludahi posisinya. Sayang ia harus duduk di bangku ini. Hanya takdir saja yang membuatnya masih terdaftar di sekolah ini. Kalau kemauan dan kemampuan barangkali sudah sama seperti Muslimah. Masuk SD sudah berumur 8 tahun, menganggur ketika tamat SD 1 tahun, kemudian harus pula menunggu tahun berikutnya untuk masuk SMA. Tentu secara umur ia sama dengan Muslimah, hanya soal nasib saja yang berbeda.
              Tinta merah untuk kertas ulangan harian Bayu. Hanya kurang 0,5 dari angka sempurna. Dan itu pun tidak manusiawi. Ia bertekad harus menyelesaikan secara humanisme.
 Gemuruh di dada Bayu kian menggema manakala ia tak sampai hati menginjak rumah yang lebih pantas disebut sebagai ‘gubuk’. Rumah itu benar adalah rumah Muslimah, guru berhati baja. Ia mendapatkan alamat rumah sang guru dari Bu Atik.
Karuan saja hatinya berkecamuk. Tak sampai hati ia memaki Muslimah. Ia harus segera menyingkir dari tempat itu, mengurungkan niatnya untuk menuntut hak atas kecerdasannya. Namun belum lagi badannya berbalik arah. Sesosok Muslimah pun sudah tersenyum di daun pintu.
“Setiap keberhasilan harus dicapai dengan kerja keras. Setiap keberhasilan juga harus di gapai dengan kecermatan, sebuah keberhasilan harus dicapai dengan sikap Tawadlu. Dan kamu sangatlah jauh dari sifat itu, Nak!”
Bayu tertunduk. “Tidaak…aku tak mau dipanggil ‘Nak’ “ bisiknya.
Sampai akhirnya ia harus mengakui kehebatan sang Guru. Muslimah memang pandai menutupi segala kekurangannya sampai-sampai tak seorang pun tahu jika dia harus berjuang ditengah keterbatasan ekonomi keluarganya. Seorang lelaki tua tengah terkapar di dalam rumah itu. Sifat keras tak tersaingi yang melekat padanya, hanyalah sebuah rekayasa bagi kerapuhan jiwanya. Muslimah berjuang sendiri di tengah kemelaratan keluarganya. Menjadi guru honorer di beberapa sekolah.
Bayu pamit. Ia sudah cukup punya sesuatu yang membuat tekadnya pun semakin membaja. Ia akan segera memanggil Muslimah dengan sebutan Bu Muslimah, meski dulu sempat tak diinginkannya lantaran ketinggian hati sang Guru.
Bayu merangkak mengejar mimpi. Lulus SMA ia pun memasuki dunia lain, dunia penuh mimpi, bermodalkan kemampuan imajinasinya ia pun bekerja di belakang monitor. Merangkai kata menuju puncak impian. Satu, dua, tiga buah buku karyanya melambungkan namanya.  Sampai akhirnya ia pun sudah punya impian lain yang segera nyata.  
Kembali ia menyusuri jalan becek ke sebuah ‘gubuk’ yang dulu pernah ia singgahi. Sekitar 1 kilometer dari arena STQ yang pernah menggaungkan nama Bengkulu di kancah nasional. Namun ia tercengang. Gubuk itu sudah menjadi sebuah rumah bertingkat dihuni oleh si air liur emas. Seseorang menyulap gubuk Muslimah menjadi sarang walet. Bayu berlari mengejar sekelompok anak muda yang sedang bermain gaplek di suduk gang.
“Muslimah?”
“Yang dulunya guru di Madrasyah, anak Pak Rasyid?”
Semua terdiam . Bayu tak pernah sabar menanti. Ia pun melacak kalimat pemuda bertubuh gempal di depannya.
Tuh di sono, ujung. Samping Mesjid. Yang ada Kamboja dan Puringnya.”
Bayu segera menyambar Avanza miliknya, mengikuti arah telunjuk si Hitam. ia menuju Mesjid yang di tunjuk oleh pemuda tersebut. Ia pun di hadapkan pada hamparan tanah. Sebagian sudah menyemak. Dan yang lain memang di tumbuhi kamboja dan puring. Dua buah onggokan tanah bergandeng di kedua sisinya. Dan Bayu mengeja huruf-huruf itu. Muslimah Binti Rasyid. Onggokan tanah di sebelahnya, bertuliskan Rasyid bin Abdi. Dan Bayu pun lunglai, menangisi kebodohan dan ketidak cermatannya,
Andai saja ia tak tinggi hati untuk sekadar memberitahukan lewat  surat saja, akan maksud hatinya, mungkin saat ini ia sudah mendapatkan impian yang terpendam direlung hatinya kala itu. 
Dan Bayu memang harus memanggilnya dengan sebutan Bu Muslimah, tidak yang lain.  Seperti mimpi-mimpinya. Sepasang cincin yang dipersiapkan terjatuh dari dalam sakunya saat ia tertunduk di tanah perkuburan itu.
Kanker paru-paru yang disembunyikan Muslimah di balik sikap bajanya, rupanya tak lagi bisa berkompromi. Dan ia pun menyusul sang ayah dengan penyakit yang sama pula. (Bengkulu,24 Maret 2011)

Kumpulan Soal Matematika

Konten [Tampil]

Hai Jumpa lagi di blog ini, kali ini kita akan membahas tentang soal-soal matematika yang dapat kamu gunakan untuk latihan soal. Silahkan di ambil dan dipelajari ya...

Belajar Membatik

Konten [Tampil]
Saat SMP adalah masa yang tak kan pernah dilupakan oleh ku. Ketika itu aku mengenal dan belajar tentang batik. Sebelumnya tak pernah sedikitpun terbayang oleh ku tentang seluk beluk batik, apalagi sampai membuat batik hingga menjadi sebuah baju yang siap dipakai. Melalui bimbingan Ibu Yati, guru Muatan Lokal yang sangat menyenangkan kami mulai mengenal batik. Ia bercerita bahwa batik itu merupakan simbol sakral yang tertera pada motif nya.  Simbol-simbol itu berupa motif yang berbentuk seperti daun, dahan, akar, bunga, hingga burung. Berbagai motif menyiratkan pesan-pesan yang mendalam tentang maksud dan tujuan pembuatan hingga kegunaan dibuatnya batik dikemudian hari.